Rabu, 25 Agustus 2010

PENYAJIAN TEH


Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Minuman kopi mempunyai penggemar sendiri demikian juga dengan teh. Saat ini banyak sekali beredar minuman teh dalam bentuk beraneka ragam sejak dari yang belum diseduh sampai siap diminum. Dari yang masih berbentuk bubuk teh sampai yang dalam kantung (tea bag). Bahkan ada dalam bentuk butiran (granule) dan dalam kapsul. Teh yang siap minum dari kemasan kotak sampai kemasan botol dan kaleng (can); dari rasa apel sampai rasa jeruk lemon (lemon tea), stroberi dsbnya. Terserah mau pilih mana ……yang harus diketahui bahwa perbedaan penyajian atau cara menikmati teh ……… mempunyai efek berbeda pada manfaat minum teh.

Di Sumatra Utara bagian pesisir Timur seperti Medan dan sekitarnya ada kebiasaan minum teh susu yaitu teh dicampur susu “atau sebaliknya?” susu campur teh. Hal ini merupakan pengaruh dari orang Inggris yang dahulu banyak tinggal di perkebunan-perkebunan karet di daerah tersebut. Kebiasaan ini juga ada di Singapura dan Malaysia, yang memang bekas koloni Inggris. Dari kebiasaan ini muncul teh tarik (teh campur susu) yang sekarang menjadi trend di Jakarta dan kota besar lainnya.

Di Inggris, minum secangkir teh dicampur susu merupakan kebiasaan yang biasanya dilakukan tiap sore (tea time). Bahkan pernah ada polemik antara mana yang lebih baik cara menyeduh teh susu tersebut – apakah tehnya terlebih dahulu yang dituangkan ke cangkir baru susunya – atau susu terlebih dahulu baru tehnya yang dituangkan. Menurut setiap kubu ada perbedaan dari kedua cara tersebut.

Di samping itu masih ada variasi lain, yaitu apakah minum teh sebaiknya diberi rasa manis dengan gula atau tanpa gula. Kalau kita berkunjung ke rumah di daerah Jawa Barat biasanya akan disajikan tanpa rasa manis gula sedangkan di Jawa Tengah disajikan dengan rasa manis gula……bahkan sering kali sangat manis bagi orang dari luar daerah.

Kebiasaan penyajian minuman teh di Sumatra Utara tidak sama dengan di Jawa. Di Jawa Barat dan Jawa Tengah teh susu merupakan minuman yang tidak biasa dilakukan. Tahun 1970 an, saya pernah pesan segelas teh susu di sebuah restoran di Malioboro Yogyakarta …….si pelayan tertawa atas pesanan tersebut…..(saya tidak faham....mengapa?)…… lama sekali …..…….. pesanan tidak kunjung keluar …….. ternyata mereka bingung …. karena dianggap pesanan saya …… aneh. Ketika di rumah tempat saya tinggal selama di Yogya, saya mencoba menyeduh teh susu sendiri dengan bubuk teh yang dijual di Yogya …………… ternyata memang tidak cocok alias tidak pas dengan rasa teh susu yang seharusnya. Teh di Yogya adalah teh Jawa yang bila dicampur susu…….maka setelah agak dingin ……antara susu dengan teh akan terpisah. Sejak itu saya selalu minta kepada Ibu di Medan agar mengirimkan teh Sumatra kesukaan saya yang rasanya kelat.

Di tahun 1970an itu, teh yang dijual di Sumatra Utara belum bermerek, tidak dikemas (curah) ……. kita dapat beli 1 ons atau 1 kilo … terserah … tergantung mau berapa. Rasanya ada yang kelat, bentuknya seperti potongan kawat (sehingga disebut teh kawat) ..… ada juga yang biasa. Kalau diseduh air panas … warnanya dapat menjadi merah tua kehitaman … kemudian diberi susu … waaah ....rasanyaaa … alamaaaak ……paten kalilah!!......(kata orang Medan). Era itu sudah tidak dapat dirasakan lagi…..karena teh kelat  seperti kawat kegemaran saya itu sudah tidak ada lagi di pasaran……..mungkin sudah punya nama/merek dan di ekspor ke Inggris atau ke negeri lainnya…!!?

MENYEDUH TEH

Sebelum disajikan dan dikonsumsi ada proses pembuatan atau menyeduh teh. Sebaiknya gunakan air matang yang panas/mendidih + 80° Celcius. Kalau terlalu tinggi akan menghilangkan manfaat dari teh. Beberapa kalangan menyatakan bahwa minum teh manis atau yang diberi gula ternyata dapat mengurangi efek manfaat teh. Jadi sebaiknya kurangi atau jangan sering-sering minum teh manis....dapat mengurangi biaya pembelian gula dan dapat mengurangi biaya pengeluaran dari sakit gula (diabetic).

Minum teh sesudah makan dapat memberi efek menurunnya daya serap system pencernaan makanan sehingga zat yang dibutuhkan oleh tubuh tidak terserap seluruhnya. Bagi yang ingin diet secara sehat alami dapat menggunakan media teh (terutama green tea) untuk tetap langsing.

ZAT THEANINE

Di dalam cairan teh terutama teh hijau (green tea) terdapat theanine yang menurut penelitian memberikan efek penenang, yang membantu dalam memberi keseimbangan dan pemusatan pikiran (focus to the mind). Theanine adalah asam amino (amino acid), yang pada tahun2 terakhir ini dikenal memberikan manfaat yang banyak terhadap kesehatan. Berbeda dengan caffeine (terdapat dalam kopi) yang memberikan efek merangsang otak (brain) dan system pusat syaraf (central nervous system), sehingga bila terlalu berlebihan mengkonsumsi kopi dapat menyebabkan susah tidur serta efek lain seperti gelisah, denyut nadi/jantung lebih kencang.

Sumber: Dari berbagai sumber a.l. http://www.wisegeek.com

KOMPOSISI KIMIAWI DAUN TEH



Assalamu’alaikum Wr.Wb

Pernyataan bahwa teh mengandung khasiat obat bagi tubuh ternyata bukan sebuah mitos ataupun reklame dari pengusaha perkebunan atau pabrik teh, melainkan merupakan hasil penelitian dari para akademisi yang sama sekali tidak terkait dengan dunia usaha. Tujuan penelitian mereka adalah murni untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kemudian disebarluaskan kepada masyarakat untuk diketahui, melalui media a.l. internet, seperti yang dikutip di bawah ini.

Hasil Penelitian Tentang KOMPOSISI di Daun Teh

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS :
Daun berbau aromatik dan sedikit pahit.

KANDUNGAN KIMIA :
Daun mengandung kafein (2 - 3%), theobromin, theofilin, tanin, xan-thine, adenine minyak asiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride.

Tanin mengandung zat epigallocatechin galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan.

Setiap 100 g daun teh mempunyai kalori 17 kJ dan mengandung 75 - 80% air, polifenol 25%, protein 20%, karbohidrall, 4%, kafein 2,5 - 4,5%, serat 27%, dan pektin 6%.

Biji mengandung saponin yang beracun dan mengandung minyak. Kafein mempercepat pernapasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas jantung. Theofilin efek diuretik kuat, menstirnulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner. Theobromin terutama mempengaruhi otot.

Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antloksidan polifenol pada teh mampu mernperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan trombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosklerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :

  1. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 x dosis manusia (0,54 g 1200 gbb) pada tikus putih jantan yang diberi kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan sukrosa (1,25 g / 200 g bb / hari), memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang bermakna dibandingkan dengan kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan perbedaan kadar kolesterol HDL yang bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan Farmasi FMIPA Ul, 1994).

  1. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 25 x dosis manusia (1,35 g/200 g bb) yang diberikan per oral pada tikus normal yang diberi diet glukosa memperlihatkan efek hipoglikemik pada 1/2 jam dan 1 jam setelah perlakuan. Sebagai pembanding dipakai tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Farmasi FMIPA Ul, 1994).

  1. Pemberian infus daun teh 2,5% - l ml dan 5% - l ml pada usus halus kelinci terpisah ada perbedaan frekuensi dan amplitude secara bermakna dibanding kontrol. Konsentrasi yang meningkat, perbedaan semakin bermakna (Endyah Liestyartic, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1986).

    CITA RASA TEH


    Assalamu'alaikum Wr.Wb.

    Teh yang beredar di masyarakat memiliki cita rasa yang berbeda dengan nama dan merek berbeda. Misal jenis teh hijau berbeda rasa dengan teh hitam dan teh oolong serta berbeda pula dengan teh putih. Teh hijau merek X berbeda rasa dengan teh hijau merek Y. Begitu juga, teh hitam merek A berbeda rasa dengan teh hitam merek B. Berbeda......tapi sumbernya adalah satu ........ yaitu jenis tanaman teh yang mempunyai nama Latin Camellia sinensis [L.] Kuntze.

    Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina.

    Varietas assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut.

    Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau, permukaan mengilap.

    Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan.

    Pertanyaannya sekarang - mengapa dari satu jenis daun pohon teh dapat menjadi berbagai cita rasa teh? Pertama, dari proses produksi yang berbeda menghasilkan jenis berbeda yaitu teh hijau, teh hitam, teh oolong  dan teh putih. Kedua, khusus teh putih yang diolah adalah pucuk daun  paling muda (berwarna putih). Ketiga, tiap pabrik/merek mempunyai taste yang berbeda untuk produk teh yang dihasilkan.


    Perbedaan kelompok dan penamaan teh dilakukan berdasarkan cara pemrosesan teh tersebut sebelum dan setelah dipetik dari pohon, yaitu:

    Teh Hitam / Black Tea

    Teh ini dalam pengolahannya melalui proses fermentasi penuh. Sering juga dikenal dengan nama teh merah.

    Teh Oolong / Oolong Tea

    Teh ini dalam pengolahannya melalui setengah proses fermentasi. Merupakan minuman favorit di Cina dan India.

    Teh Hijau / Green Tea

    Teh ini dalam pengolahannya tidak melalui proses fermentasi. Setelah daun teh dipetik langsung diolah. Memiliki khasiat yang paling baik. 

    Teh Putih / White Tea

    Teh ini dalam pengolahannya tidak melalui proses oksidasi. Saat di pohon, daun teh juga terlindung dari sinar matahari agar tidak menghasilkan klorofil atau zat hijau daun. Karena diproduksi lebih sedikit, harganya lebih mahal.

    Teh Kuning / Yellow Tea

    Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat. 



    Dari perbedaan proses tersebut muncullah perbedaan  rasa dan warna teh yang dihasilkan........dan tentu saja memiliki kandungan zat yang berbeda dan bahkan akhirnya memiliki khasiat yang berbeda pula. (Lebih lanjut lihat Hasil Penelitian Tentang KOMPOSISI di Daun Teh)

    Sumber: Dari berbagai sumber.

    Senin, 23 Agustus 2010

    ASAL USUL TEH


    Assalamu'alaikum Wr.Wb.


    Teh sebagai minuman sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu di Negeri Cina. Bahkan dikenalnya daun teh sebagai bahan dasar minuman, dipercayai muncul pertama kali di Negeri Cina. Menurut legenda, lahirnya minuman teh adalah sekitar tahun 2737 seb. Masehi ketika Negeri Cina diperintah seorang raja bernama Kaisar Shen Nung


    Dikisahkan bahwa pada suatu hari, Kaisar yang dikenal juga sebagai Bapak Tanaman Obat- Obatan Tradisional Cina sedang bekerja di salah satu sudut kebunnya. Ia sedang merebus air di kuali di bawah pohon. Kebetulan, angin bertiup kencang sehingga menggugurkan beberapa helai daun pohon tersebut dan jatuh kedalam rebusan air dan terseduh. Sewaktu sang Kaisar meminum air tersebut, ia merasa bahwa air yang diminumnya lebih sedap daripada air putih biasa, dan menjadikan badan lebih segar. Daun yang terseduh kedalam rebusan air sang Kaisar adalah daun Teh. Kemudian, sejak saat itu teh mulai dikenal dan disebarluaskan.

    Pada masa pemerintahan Dinasti Han Tang Soon dan Yuan, komoditas teh diperkenalkan ke dunia luar (dari Cina) melalui pertukaran kebudayaan, menyeberangi Asia Tengah menyelusuri Jalur Sutera.

    Teh Masuk Ke Eropa
    Teh mulai masuk ke Eropah pada tahun 1644, ketika East India Company - perusahaan perdagangan Inggris dibawah pemerintahan Ratu Elizabeth I - membuka kantor di Xiamen. Pada masa itulah, daun teh dikenal umum sebagai minuman yg diseduh air panas. Berikutnya pada tahun 1669, East India Company mendapat lisensi mendatangkan komoditas teh dari Cina ke Inggris dengan menggunakan kapal Elizabeth I, kemudian selanjutnya selama 9 tahun mereka memonopoli perdagangan teh.

    Teh Masuk Ke Nusantara
    Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. 

    Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Berhasilnya penanaman percobaan skala besar di Wanayasa (Purwakarta) dan di Raung (Banyuwangi) membuka jalan bagi Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, menaruh landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa. Teh dari Jawa tercatat pertama kali diterima di Amsterdam tahun 1835. 

    Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat. Dengan masuknya teh Assam tersebut ke Indonesia, secara berangsur tanaman teh China diganti dengan teh Assam, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh di daerah Simalungun, Sumatera Utara.
     
    Sumber : China-Homeland of Tea, dll.

    "MITOS" TEH

    Assalamu'alaikum Wr.Wb.

    Kebiasaan minum teh sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, sehingga tidaklah heran kalau timbul berbagai "mitos" tentang kehebatan khasiat teh, misalnya minum teh membuat gigi lebih sehat. Sebenarnya kata "mitos" dapat memberi dampak berbagai macam, ada yang percaya, ada yang tidak percaya, ada yang setengah percaya .......... Anda masuk kategori yang mana?

    Yang baik adalah yang termasuk tidak percaya dan setengah percaya tapi kemudian tidak diam sampai disitu, mereka penasaran....apa iya berkhasiat???.....Kemudian mereka membuat penelitian tentang benar tidaknya "mitos" tsb. Surprise.......hasilnya malah mengejutkan karena "mitos" itu benar-benar terbukti bukan sekedar mitos.....khasiat teh itu terbukti memang ada sesuai hasil penelitian di negara2 maju seperti Jepang, Belanda, Amerika dan China.
    Mengandung senyawa kimia alami - Polifenol, Flavonoid & Catechins

    Inilah hasil-hasil penelitian tersebut ; daun teh mengandung senyawa kimia - POLIFENOL, FLAVONOID & CATECHINS - yang memiliki khasiat :
    1. Mengurangi risiko terkena penyakit jantung, serangan stroke
    2. Mengurangi risiko penyakit kanker (kanker lambung, esofagus, ovarium, prostat, kanker kulit)
    3. Melindungi tubuh dari bakteri/virus berbahaya dan menghancurkan bakteri/virus tersebut
    4. Menurunkan tekanan darah tinggi
    5. Menurunkan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah)
    6. Melawan infeksi & meningkatkan imunitas tubuh.
    7. Mengurangi migrain
    8. Mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis) dan memperlambat proses penuaan
    9. Mengurangi kemungkinan terjadinya karies gigi dan penyakit/pembengkakan gusi
    10. Melancarkan air seni serta pembuangan zat tidak berguna dari dalam tubuh
    11. Membantu penurunan berat badan
    12. Meningkatkan daya kerja insulin pada penderita diabetes (sakit gula)
    13. Mengendalikan kadar gula dalam darah/tubuh.
    14. Menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat)
    15. Meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik)
    16. Mengobati diare
    Kalau selama ini Anda tidak menyukai minuman teh, kelihatannya mulai sekarang mau tidak mau harus segera banting stir dari minuman lain ke...........................MINUM TEH...........................!!!!!!!!!!

    Dari Berbagai Sumber: Jurnal IPTEK, dll.  

      Sabtu, 21 Agustus 2010

      VIEW FROM SATELITE


      Mencari lokasi suatu tempat di muka bumi ini, sekarang makin mudah saja dengan adanya Google Map maupun Google Earth. Foto di atas menunjukkan koordinat lokasi CISEUREUH TEA PLANTATION yang dipantau melalui fasilitas Google Maps.


      Bila akan berkunjung ke Ciseureuh Tea Plantation, maka melalui fasilitas Google Maps juga dapat dipilih alternatif jalan yang akan dilalui, apakah akan via Puncak atau Suka Makmur Jonggol. Tapi....pada Sabtu & Minggu biasanya jalur Puncak macetnya ......!!?? Wah...no comment lah.


      Jadi .....boleh coba jalur alternatif via Suka Makmur Jonggol. Tidak jauh .... karena batas areal CISEUREUH TEA PLANTATION di sebelah Utara adalah daerah Suka Makmur Jonggol. .... OK.......Kami tunggu di ........... Ciseureuh Tea Plantation.

      Sabtu, 14 Agustus 2010

      "TEA" DI BERBAGAI BAHASA

      Assalamu'alaikum Wr.Wb.

      Secara umum jenis teh yang kita minum, juga sama dengan teh yang diminum oleh bangsa-bangsa lain. Namun dalam pengucapan atau penyebutan untuk teh tersebut dapat berbeda-beda. Berbeda, tetapi masih ada juga persamaannya. Misalnya bagi kita di Indonesia, secara umum ditiap daerah mengucapkan "teh", tetapi pada umumnya orang Jawa mengucapkannya "tèh" sedangkan di Jawa Barat (Sunda) diucapkan dengan "entèh".


      TE & CHA
      Kalau diperhatikan penyebutan teh berdasar bahasa di dunia ada 2 macam, yaitu : Te & Cha.
      Aksara hanzi untuk teh adalah 茶, tapi diucapkan berbeda-beda dalam berbagai dialek bahasa Tionghoa. Penutur bahasa Hokkien asal Xiamen menyebutnya sebagai te, sedangkan penutur bahasa Kantonis di Guangzhou dan Hong Kong menyebutnya sebagai cha. Penutur dialek Wu di Shanghai dan sekitarnya menyebutnya sebagai zoo.


      Bahasa yang menyebut "teh" mengikuti sebutan te menurut bahasa Hokkien: bahasa Afrikaans (tee), bahasa Armenia, bahasa Katalan (te), bahasa Denmark (te), bahasa Belanda (thee), bahasa Inggris (tea), bahasa Esperanto (teo), bahasa Estonia (tee), bahasa Faroe (te), bahasa Finlandia (tee), bahasa Perancis (thé), bahasa Frisia (tee), bahasa Galicia (), bahasa Jerman (Tee), bahasa Ibrani (תה, /te/ or /tei/), bahasa Hongaria (tea), bahasa Islandia (te), bahasa Irlandia (tae), bahasa Italia (), bahasa Latin (thea), bahasa Latvia (tēja), bahasa Melayu (dan bahasa Indonesia) (teh), bahasa Norwegia (te), bahasa Polandia (herbata dari bahasa Latin herba thea), bahasa Gaelik-Skotlandia (, teatha), bahasa Sinhala, bahasa Spanyol (), bahasa Swedia (te), bahasa Tamil (thè), bahasa Wales (te), and bahasa Yiddish (טיי, /tei/).

      Bahasa yang menyebut "teh" mengikuti sebutan cha atau chai: bahasa Albania (çaj), bahasa Arab (شَاي), bahasa Bengali (চা), bahasa Bosnia (čaj), bahasa Bulgaria (чай), bahasa Kapampangan (cha), bahasa Cebuano (tsa), bahasa Kroasia (čaj), Bahasa Ceko (čaj), bahasa Yunani (τσάι), bahasa Hindi (चाय), bahasa Inggris Britania (char, chai)*, bahasa Jepang (茶, ちゃ, cha), bahasa Korea (차), bahasa Makedonia (čaj), bahasa Malayalam, bahasa Nepal (chai), bahasa Persia (چاى), bahasa Punjabi (ਚਾਹ), bahasa Portugis (chá), bahasa Rumania (ceai), bahasa Rusia, (чай, chai), bahasa Serbia (чај), bahasa Slowakia (čaj), bahasa Slovenia (čaj), bahasa Swahili (chai), bahasa Tagalog (tsaa), bahasa Thai (ชา), bahasa Tibet (ja), bahasa Turki (çay), Bahasa Ukraina (чай), bahasa Urdu (چاى) dan bahasa Vietnam (trà atau chè).

      Sumber: Wikipedia